Senin, 09 April 2012

Sekilas Buddha



Doktrin Anatta


(by Edy M. Wijaya)


Anatta = An atman = tiada jiwa/roh/atman

Yang disebut dengan manusia, terbentuk oleh dua pembentuk, yaitu jasmani/lahiriah dan rohani./bathiniah. Kedua  pembentuk tersebut terdiri dari lima unsure. Lahiriah dibentuk oleh satu unsure, yang disebut Rupa.  Rupa terdiri dari indria-indria yang dapat menghubungkan manusia dengan lingkungan dan alam sekitar dengan terbatas oleh ruang dan waktu. Sedangkan unsure bathiniah terdiri dari empat unsure, yaitu: pikiran, persepsi dan keinginan, perasaan, dan kesadaran.  Masing-masing unsure tersebut merupakan energy alam semesta yang aktif.

Sang diri adalah titik temu antara lima unsure tersebut. Oleh karena masing-masing unsure tersebut merupakan energy, maka keseimbangan kelima kelompok energy tersebut mesti dijaga kesimbangannya.  Jika pertemuan antara kelima kelompok energy tersebut dalam keadaan tidak seimbang, maka akan terjadi gejolak, yang menyebabkan energy akan berada pada puncak dan juga akan berada pada titik dasar, atau energy positif dan negative, menyebabkan sang diri dalam keadaan suka dan dukha.

Baik sukha maupun dukha, keduanya menyebabkan kelima kelompok tersebut beraktifitas (karma) sehingga menyebabkan semakin banyak sebab akibat yang baru, atau menyebabkan gelombang energy semakin bergejolak.

Ketika unsure rupa rusak, maka keempat unsure/kelompok yang lainnya akan masih tetap aktif. Ketika dalam keadaan ini, sang diri telah lenyap. Sedangkan keempat unsure lainnya yang masih aktif, masih terlarut dalam sebab akibat atau dalam karma.  Sangat sulit dimengerti, karena sebab akibat ini berjalan secara halus, dan sebagian besar tidak terjangkau oleh pikiran dan kesadaran manusia di alam sadarnya. Seperti sebab akibat yang berjalan dengan halus di dalam  alam bawah sadar manusia, yang tidak terpikirkan oleh otak sadar manusia.

Ketika terciptanya sang diri, yaitu pada saat kelima kelompok/unsure pembentuk itu menyatu, sebenarnya merupakan sebuah kesempatan untuk mengatur dan meredam gelombang energy atas lima kelompok tersebut dengan cara menyeimbangkannya.  Dengan seimbangnya energy tersebut, maka gejolak energy akan terhenti, maka terlepas dari karma, terhentinya sebab akibat.  Dengan kata lain, bahwa telah  tidak terkondisikan dalam suka maupun duka, maka damai.  Tiada suka dan duka berarti tiada gejolak perasaan yang menyebabkan kemelekatan. Tiada kemelekatan berarti bebas.

Dengan tiada kemelekatan, atau terseimbangkannya energy, atau terseimbangkannya kelima unsure-unsure, berarti terbebas dari hukum sebab akibat, maka kelima unsure tersebut akan berakhir disitu.  Pada akhirnya kelima unsure tersebut bukanlah materi, bukan juga immateri. Tanpa sifat, dan semuanya merupakan kekosongan (sunyata) suatu hal yang tidak terkondisikan, transcendent.

Semua kesenangan dan kedukaan manusia, terjadi karena badan jasmani (lahir, hidup, sakit, cantik, ganteng, usia tua, dan mati), pikiran (cemas, sedang dalam masalah, sedang tanpa masalah), perasaan (iri, cemburu, mengagumi, dll), persepsi dan keinginan (takut, curiga, menginginkan pemuasan indria, perasaan), dan kesadaran (kesimpulan diri berdasarkan proses keempat kelompok yang berubah – ubah dengan cepat).

Jika manusia menyadari bahwa kesemua baik kesenangan dan kedukaan itu hanyalah sesaat, yaitu hanya ketika pengaruh dari masing masing unsure itu semata, dan pada akhirnya ketika pengaruh dari masing masing habis, semuanya merupakan sesuatu yang akan hilang dan tiada yang kekal, yang pada akhirnya menjadi suatu kekecewaan, maka seharusnya manusia tidak pernah terikat pada lima hal tersebut.

second opinion about pray

Pray.DOA.inori

By: Edy M. Wijaya

Ketika dalam suatu keadaan dengan tingkat emosional yang tinggi, sedih, susah, atau berharap, dan ketika itu kita tengah mengalami kebuntuan atau suatu ketakutan, maka kita mengemas semua harapan kita dalam suatu tindakan yang tidak secara langsung memecahkan (permasalahan) tersebut.  Tindakan tersebut tidak bersentuhan secara langsung pada inti permasalahan, akan tetapi sebuah pancaran emosional yang dipenuhi oleh keyakinan, bahwa apa yang diharapkan akan tercapai atau suatu keadaan yang tidak diinginkan akan cepat berlalu atau suatu keadaan yang diinginkan akan cepat tercapai. Keyakinan tersebut tumbuh atas dasar suatu objek bahwa Ia akan mampu menolong atau mengabulkan akan semua harapan yang dipanjatkannya. Ketika seperti itulah, seseorang tengah melakukan doa. 

Secara sederhana, Doa merupakan sebuah rangkaian harapan seseorang yang dipanjatkan kepada suatu objek tunggal yang mutlak yang mampu mengabulkan harapan yang baik dari diri seseorang. 

Doa, itu hanya dilakukan dalam beberapa saat, bahkan mungkin tidak dalam hitungan jam dalam per harinya. Sedangkan manusia harus menempuh satu hari dalam 24 jam. Secara umum, doa merupakan sebuah hubungan vertical antara manusia dengan Tuhan, dan ketika berdoa, hanya terjadi dalam beberapa saat saja. Barangkali dalam setiap doa itu, benar-benar jujur dan tulus dipanjatkan sehingga seseorang yakin bahwa apa yang diharapkannya dalam doa akan benar-benar terwujud di kemudian hari. Meskipun demikian, tidak jarang diantara sekian banyak pendoa yang tidak pernah kesampaian pada hal tersebut. Barangkali, mereka kurang bisa berdoa dengan baik atau dia memang tidak diizinkan menjadi seperti apa yang ada dalam doa dirinya. Mungkin berbeda orang, akan memiliki pandangan yang berbeda. 

Agar doa kita tercapai, kita harus benar-benar jujur dengan doa kita.  bayangkan dalam suatu hari adalah 24 jam. Kita berdoa hanya mungkin maksimal 1 jam. Sisa waktu dalam satu hari itu adalah 23 jam lagi, dan selama 23 jam tersebut kita harus tetap memegang doa kita. dengan demikian apapun yang diharapkan dalam doa, niscaya akan terwujud.

Prosesnya adalah bahwa, ketika seseorang mencapai pada tahap melakukan doa, ia telah menyadari sepenuhnya mengenai apa yang terbaik bagi dirinya dan menyadari hal yang tidak baik bagi dirinya untuk peningkatan kehidupannya. Semua harapan tersebut ia kemas, dan ia tujuan pada Tuhan yang diyakininya akan mampu mengabulkan semua harapan yang jujur itu. dengan keyakinan itu, kegundahan nya akan berkurang dan mampu berfikir lebih jernih untuk memecahkan permasalhan yang menganggunya dalam mencapai harapannya. Ketika kejernihan pikiran itu diperoleh oleh manusia, maka ia akan menemukan jalan dalam pemecahan masalah tersebut (dalam bahasa agama disebutkan sebagai sinar terang dan tuntunan dari Tuhan)

Ketika seseorang selesai berdoa, ia akan melakukan hal-hal yang mampu menuju pada harapannya, dengan keyakinan pula, maka ia dapat berfikir dan memecahkan permasalhan-permasalahan kecil yang menghambat. Demikian permasalhan-permasalhan kecil itu dipecahkan dalam jumlah yang banyak, maka permasalahan besarpun akan hilang. Dan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan sebab akibat yang ada, maka permasalahan yang ia hadapi akan mencapai titik o, yaitu ketika sebab dan akibat lain yang mungkin tidak disadari oleh dirinya habis sehingga semua kerja atau usaha yang akan dilakukan tidak lagi berhadapan dengan masalah yang membuat hasil kerja itu tidak mencapai tujuan. Dari situ, semua kerja yang dilakukan seseorang untuk mencapai harapannya akan selalu memberi hasil dan tujuannya akan tercapai.
Ini berarti, doa satu jam direalisasikan dalam 24 jam, yaitu dalam sisa 23 jam itu kita tetap memegang doa kita. berhadapan baik dengan semua objek yang akan mempengaruhi tujuan kita. 

Ketika doa kita tercapai (terkabulkan), fenomena seperti apakah sebenarnya yang terjadi?

ketika berdoa, yang terpenting adalah adanya unsure yang mampu menumbuhkan keyakinan kita. keyakinan itu ibaratnya titik berkumpulnya semua kemampuan yang akan kita gunakan sebagai pencapai doa kita. dalam hal ini, setiap doa itu ditujukan kepada Tuhan, yang merupakan unsure tunggal yang mutlak yang secara kekuasaan Beliau akan mampu memenuhi doa yang disampaikan oleh seseorang. dengan berdoa pada Tuhan, yang maha pengasih, yang mampu mengabulkan semua permohonan, maka manusia memiliki keyakinan akan doanya. Dan seiring dengan itu, ia akan merasa tenang, ketika semua permasalahan hidupnya dapat terhembuskan keluar dan telah diadukannya pada suatu objek, (Tuhan). Dengan rasa tenang dan keyakinan itu, pikiran manusia akan lebih tenang dan jernih. kejernihan dalam pemikiran itulah kecerdasan. Kecerdasan yang sangat penting dalam mencipta sesuatu maupun memecahkan suatu permasalhan. Apabila semua permasalhan terpecahkan dengan kecerdasan dan suatu gagasan muncul, maka manusia tinggal melangkah pada keinginannya. Dengan berperilaku seperti itu, bisa kita simpulkan bahwa, doa yang sebenarnya adalah selalu ada dalam diri kita pada saat kapanpun, bukan hanya ketika kita berdoa. Manusia ketika berdoa, adalah untuk memperoleh keyakinan dan kekuatan mental, sedangkan doa ketika tidak sedang berdoa harus terjelma dalam sebuah tindakan.  Sehingga bisa disimpulkan bahwa, fenomena itulah yang sebenarnya terjadi, dengan kata lain, doa sangat strategis dalam mempengaruhi psikologis dan mental manusia. ketika manusia merasa tenang karena telah berserah (itu berarti semua permasalahan yang membebani pikiran manusia dalam kondisi nihil, sehingga bisa berfikir maksimal) dan memiliki keyakinan (merupakan kekuatan dalam pencapaian, sehingga tidak ada keragu-raguan yang menghalangi), maka saat itu, tujuan akan tercapai. 

Kemudian, benarkah, ketika doa kita tercapai, Tuhanlah yang mengabulkan semua itu??

Hal yang perlu kita sadari adalah bahwa, membahas masalah Tuhan secara lebih bermakna, bukanlah hal yang mudah. Barangkali kita bisa menjawab, ya memang benar itu adalah anugerah Tuhan. Benar, karena pada kenyataannya hal itu lah yang terjadi. tapi, sebelum membahas masalah keTuhanan, barangkali kita perlu mengelompokkan permasalhaan pada bagian yang lebih kecil untuk mencapai keseimbangan dalam pemahaman.
Pada kenyataannya, kehidupan bergantung pada system. Sebuah proses sebab akibat. Banyak pelaku, banyak objek. Banyak hal-hal sebab akibat yang terjadi pada masa lampau dan masa sekarang yang akan menimbulkan sebab akibat lainnya dimasa sekarang maupun akan berakibat juga di masa yang akan datang, yang tentunya akan bersinggungan dengan suatu sebab yang akan dibuat oleh seorang manusia sebagai salah satu pelaku diantara sekian banyak pelaku. 

Keterbatasan manusia adalah daya serap akan seluruh sebab akibat yang mungkin bersinggungan dengan kerja yang dilakukannya. Sehingga analisis manusia akan terbatas karena bahan baku analisis itu tidak dalam jumlah yang lengkap. Disamping itu, kemampuan analisis manusia juga terbatas, yaitu karena kemampuan berfikir yang berbeda-beda. Demikian juga, kemampuan berfikir sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental. 

Jadi, apabila seorang manusia dapat mengumpulkan data analisis yang diperlukan, yaitu seluruh sebab akibat yang akan mempengaruhi kerja yang dilakukan dan memiliki kecerdasan yang tinggi dalam menganalisi permasalahan, dan bisa mengutamakan keseimbangan, maka secara cepat semua permasalahan akan dapat dipecahkan. Baik keinginan, masalah, harapan itu semua merupakan sebuah permasalahan yang ingin dipecahkan oleh seseorang, mungkin dalam bentuk penyelesaian, pemecahan maupun pencapaian.
jadi, bisa disimpulkan bahwa suatu kejadian itu terjadi karena banyak factor. Bagaimana kita bisa mengendalikan suatu kejadian, itu tergantung bagaimana kita menganalisis dan member respon atau tindakan. Banyak hal yang terjadi di masa lalu, banyak hal yang terjadi di masa sekarang. 

Kemudian dimanakah Tuhan, yang telah mengabulkan semua permohonan seorang pendoa?

Tuhan merupakan keberadaan yang mutlak, juga ketiadaan yang mutlak. Di dalam system itulah beliau berada, sebagai objek yang mengabulkan doa, apabila system itu dijalankan dengan benar menuju pada tujuan doa, tapi tidak akan mengabulkan apabila system itu tidak dijalankan dengan benar untuk menuju pada tujuan doa.

Sabtu, 07 April 2012

Doa


"Jangan salah dengan Doa"


ketika kita dalam sebuah masalah, ketika kita dituntut harus menyelesaikan masalah tersebut, kita lemah. kemudian kita berdoa kepada Tuhan, agar masalah tersebut bisa kita selesaikan. beberapa saat atau hari kemudian, kita bisa menyelesaikan masalah tersebut.

benarkah Tuhan telah mengabulkan doa kita?
jawabannya benar.

pemikirannya seperti ini:
seseorang berdoa, bisa dalam kondisi apapun, baik dalam susah maupun senang. doa merupakan kumpulan harapan yang sangat ingin dicapai oleh seluruh jiwa dan raga. seorang ketika berdoa, ketika dalam suatu keadaan benar-benar mengalami kebuntuan atau ketika sedang mengharapkan sesuatu. dia berusaha mengumpulkan seluruh kemampuannya dan mempercayakan segala sesuatunya kepada tuhan. Tuhan, merupakan sebuah objek penyerahan, suatu keberadaan yang terkadang dipersonifikasikan oleh manusia. ketika dalam keadaan seperti itu, ada dua hal yang terjadi, yang pertama adalah dukungan seluruh tubuh dan kemampuan daya pikir untuk berkonsentrasi pada masalah tersebut, yang kedua adalah dengan mempercayakan maslh tsbt pada suatu objek yang diyakini mampu menganugerahkan sesuatu (Tuhan), maka seseorang telah mengurangi beban dalam pikirannya yang akan membantu konsentrasi pikir terhadap masalah tersebut. dengan demikian, ditemukan cara yang terbaik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. dengan cara yang tepat tersebut, akhirnya masalah bisa diselesaikan atau sesuatu keinginan terwujud.
hal ini tanpa disadari manusia, bahwa apa yang telah terjadi adalah 100 persen karena kemampuan mereka sendiri dalam penyelesaian atau menggapai sesuatu. karena merasa telah berdoa pada Tuhan, dia menyimpulkan bahwa Tuhan telah mengabulkan permohonannya.
tapi benarkah bahwa penyelesaian masalah atau terwujudnya keinginan itu adalah karena anugerah Tuhan? tidak seorangpun yang tau. yang benar adalah bahwa, semua itu tercapai adalah karena kerja dan menimbulkan hasil.
hal yang terjadi adalah bahwa, Tuhan mengabulkan permohonan melalui cara penyelesaian masalah atau pencapaian harapan, yang seseorang lakukan. ( bukan karena rengekan doa doa dan kemudian Tuhan mengasihani dan mengabulkan keinginanmu) apabila cara tersebut tidak ditemukan, maka Tuhan tidak akan mengabulkan doamu.
Tuhan adalah sebuah sebutan untuk sesuatu yang mutlak, dan sesuatu yang diluar pemikiran manusia. transendent.

kesimpulannya, doa merupakan kumpulan harapan yang akan didukung oleh semua kemampuan fisik, dan ada unsur penyerahan kepada sebuah objek (Tuhan) yang menimbulkan ketenangan, yang sangat berguna untuk berfikir cemerlang membangkitkan kecerdasan. dengan berfikir cerdaslah maka kita dapat mengoperasikan dan menggunakan semua potensi fisik dan lingkungan sehingga suatu tujuan tercapai baik pencapaian harapn maupun pemecahan masalah.