Pray.DOA.inori
By: Edy M. Wijaya
Ketika dalam suatu keadaan dengan
tingkat emosional yang tinggi, sedih, susah, atau berharap, dan ketika itu kita
tengah mengalami kebuntuan atau suatu ketakutan, maka kita mengemas semua
harapan kita dalam suatu tindakan yang tidak secara langsung memecahkan
(permasalahan) tersebut. Tindakan
tersebut tidak bersentuhan secara langsung pada inti permasalahan, akan tetapi
sebuah pancaran emosional yang dipenuhi oleh keyakinan, bahwa apa yang
diharapkan akan tercapai atau suatu keadaan yang tidak diinginkan akan cepat
berlalu atau suatu keadaan yang diinginkan akan cepat tercapai. Keyakinan
tersebut tumbuh atas dasar suatu objek bahwa Ia akan mampu menolong atau
mengabulkan akan semua harapan yang dipanjatkannya. Ketika seperti itulah,
seseorang tengah melakukan doa.
Secara sederhana, Doa merupakan
sebuah rangkaian harapan seseorang yang dipanjatkan kepada suatu objek tunggal yang
mutlak yang mampu mengabulkan harapan yang baik dari diri seseorang.
Doa, itu hanya dilakukan dalam
beberapa saat, bahkan mungkin tidak dalam hitungan jam dalam per harinya.
Sedangkan manusia harus menempuh satu hari dalam 24 jam. Secara umum, doa
merupakan sebuah hubungan vertical antara manusia dengan Tuhan, dan ketika
berdoa, hanya terjadi dalam beberapa saat saja. Barangkali dalam setiap doa
itu, benar-benar jujur dan tulus dipanjatkan sehingga seseorang yakin bahwa apa
yang diharapkannya dalam doa akan benar-benar terwujud di kemudian hari.
Meskipun demikian, tidak jarang diantara sekian banyak pendoa yang tidak pernah
kesampaian pada hal tersebut. Barangkali, mereka kurang bisa berdoa dengan baik
atau dia memang tidak diizinkan menjadi seperti apa yang ada dalam doa dirinya.
Mungkin berbeda orang, akan memiliki pandangan yang berbeda.
Agar doa kita tercapai, kita
harus benar-benar jujur dengan doa kita.
bayangkan dalam suatu hari adalah 24 jam. Kita berdoa hanya mungkin
maksimal 1 jam. Sisa waktu dalam satu hari itu adalah 23 jam lagi, dan selama
23 jam tersebut kita harus tetap memegang doa kita. dengan demikian apapun yang
diharapkan dalam doa, niscaya akan terwujud.
Prosesnya adalah bahwa, ketika
seseorang mencapai pada tahap melakukan doa, ia telah menyadari sepenuhnya
mengenai apa yang terbaik bagi dirinya dan menyadari hal yang tidak baik bagi
dirinya untuk peningkatan kehidupannya. Semua harapan tersebut ia kemas, dan ia
tujuan pada Tuhan yang diyakininya akan mampu mengabulkan semua harapan yang
jujur itu. dengan keyakinan itu, kegundahan nya akan berkurang dan mampu
berfikir lebih jernih untuk memecahkan permasalhan yang menganggunya dalam
mencapai harapannya. Ketika kejernihan pikiran itu diperoleh oleh manusia, maka
ia akan menemukan jalan dalam pemecahan masalah tersebut (dalam bahasa agama
disebutkan sebagai sinar terang dan tuntunan dari Tuhan)
Ketika seseorang selesai berdoa,
ia akan melakukan hal-hal yang mampu menuju pada harapannya, dengan keyakinan
pula, maka ia dapat berfikir dan memecahkan permasalhan-permasalahan kecil yang
menghambat. Demikian permasalhan-permasalhan kecil itu dipecahkan dalam jumlah
yang banyak, maka permasalahan besarpun akan hilang. Dan dalam jangka waktu
tertentu, sesuai dengan sebab akibat yang ada, maka permasalahan yang ia hadapi
akan mencapai titik o, yaitu ketika sebab dan akibat lain yang mungkin tidak
disadari oleh dirinya habis sehingga semua kerja atau usaha yang akan dilakukan
tidak lagi berhadapan dengan masalah yang membuat hasil kerja itu tidak
mencapai tujuan. Dari situ, semua kerja yang dilakukan seseorang untuk mencapai
harapannya akan selalu memberi hasil dan tujuannya akan tercapai.
Ini berarti, doa satu jam
direalisasikan dalam 24 jam, yaitu dalam sisa 23 jam itu kita tetap memegang
doa kita. berhadapan baik dengan semua objek yang akan mempengaruhi tujuan
kita.
Ketika doa kita tercapai (terkabulkan), fenomena seperti apakah sebenarnya yang
terjadi?
ketika berdoa, yang terpenting
adalah adanya unsure yang mampu menumbuhkan keyakinan kita. keyakinan itu
ibaratnya titik berkumpulnya semua kemampuan yang akan kita gunakan sebagai
pencapai doa kita. dalam hal ini, setiap doa itu ditujukan kepada Tuhan, yang
merupakan unsure tunggal yang mutlak yang secara kekuasaan Beliau akan mampu
memenuhi doa yang disampaikan oleh seseorang. dengan berdoa pada Tuhan, yang
maha pengasih, yang mampu mengabulkan semua permohonan, maka manusia memiliki
keyakinan akan doanya. Dan seiring dengan itu, ia akan merasa tenang, ketika
semua permasalahan hidupnya dapat terhembuskan keluar dan telah diadukannya
pada suatu objek, (Tuhan). Dengan rasa tenang dan keyakinan itu, pikiran
manusia akan lebih tenang dan jernih. kejernihan dalam pemikiran itulah
kecerdasan. Kecerdasan yang sangat penting dalam mencipta sesuatu maupun
memecahkan suatu permasalhan. Apabila semua permasalhan terpecahkan dengan
kecerdasan dan suatu gagasan muncul, maka manusia tinggal melangkah pada
keinginannya. Dengan berperilaku seperti itu, bisa kita simpulkan bahwa, doa
yang sebenarnya adalah selalu ada dalam diri kita pada saat kapanpun, bukan
hanya ketika kita berdoa. Manusia ketika berdoa, adalah untuk memperoleh
keyakinan dan kekuatan mental, sedangkan doa ketika tidak sedang berdoa harus
terjelma dalam sebuah tindakan. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa, fenomena itulah yang sebenarnya terjadi, dengan kata
lain, doa sangat strategis dalam mempengaruhi psikologis dan mental manusia.
ketika manusia merasa tenang karena telah berserah (itu berarti semua
permasalahan yang membebani pikiran manusia dalam kondisi nihil, sehingga bisa
berfikir maksimal) dan memiliki keyakinan (merupakan kekuatan dalam pencapaian,
sehingga tidak ada keragu-raguan yang menghalangi), maka saat itu, tujuan akan
tercapai.
Kemudian, benarkah, ketika doa kita tercapai, Tuhanlah yang mengabulkan
semua itu??
Hal yang perlu kita sadari adalah
bahwa, membahas masalah Tuhan secara lebih bermakna, bukanlah hal yang mudah.
Barangkali kita bisa menjawab, ya memang benar itu adalah anugerah Tuhan.
Benar, karena pada kenyataannya hal itu lah yang terjadi. tapi, sebelum
membahas masalah keTuhanan, barangkali kita perlu mengelompokkan permasalhaan
pada bagian yang lebih kecil untuk mencapai keseimbangan dalam pemahaman.
Pada kenyataannya, kehidupan
bergantung pada system. Sebuah proses sebab akibat. Banyak pelaku, banyak
objek. Banyak hal-hal sebab akibat yang terjadi pada masa lampau dan masa
sekarang yang akan menimbulkan sebab akibat lainnya dimasa sekarang maupun akan
berakibat juga di masa yang akan datang, yang tentunya akan bersinggungan
dengan suatu sebab yang akan dibuat oleh seorang manusia sebagai salah satu
pelaku diantara sekian banyak pelaku.
Keterbatasan manusia adalah daya
serap akan seluruh sebab akibat yang mungkin bersinggungan dengan kerja yang
dilakukannya. Sehingga analisis manusia akan terbatas karena bahan baku
analisis itu tidak dalam jumlah yang lengkap. Disamping itu, kemampuan analisis
manusia juga terbatas, yaitu karena kemampuan berfikir yang berbeda-beda.
Demikian juga, kemampuan berfikir sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan
mental.
Jadi, apabila seorang manusia
dapat mengumpulkan data analisis yang diperlukan, yaitu seluruh sebab akibat
yang akan mempengaruhi kerja yang dilakukan dan memiliki kecerdasan yang tinggi
dalam menganalisi permasalahan, dan bisa mengutamakan keseimbangan, maka secara
cepat semua permasalahan akan dapat dipecahkan. Baik keinginan, masalah,
harapan itu semua merupakan sebuah permasalahan yang ingin dipecahkan oleh
seseorang, mungkin dalam bentuk penyelesaian, pemecahan maupun pencapaian.
jadi, bisa disimpulkan bahwa
suatu kejadian itu terjadi karena banyak factor. Bagaimana kita bisa
mengendalikan suatu kejadian, itu tergantung bagaimana kita menganalisis dan
member respon atau tindakan. Banyak hal yang terjadi di masa lalu, banyak hal
yang terjadi di masa sekarang.
Kemudian dimanakah Tuhan, yang telah mengabulkan semua permohonan
seorang pendoa?
Tuhan merupakan keberadaan yang
mutlak, juga ketiadaan yang mutlak. Di dalam system itulah beliau berada,
sebagai objek yang mengabulkan doa, apabila system itu dijalankan dengan benar
menuju pada tujuan doa, tapi tidak akan mengabulkan apabila system itu tidak
dijalankan dengan benar untuk menuju pada tujuan doa.