Senin, 09 April 2012

second opinion about pray

Pray.DOA.inori

By: Edy M. Wijaya

Ketika dalam suatu keadaan dengan tingkat emosional yang tinggi, sedih, susah, atau berharap, dan ketika itu kita tengah mengalami kebuntuan atau suatu ketakutan, maka kita mengemas semua harapan kita dalam suatu tindakan yang tidak secara langsung memecahkan (permasalahan) tersebut.  Tindakan tersebut tidak bersentuhan secara langsung pada inti permasalahan, akan tetapi sebuah pancaran emosional yang dipenuhi oleh keyakinan, bahwa apa yang diharapkan akan tercapai atau suatu keadaan yang tidak diinginkan akan cepat berlalu atau suatu keadaan yang diinginkan akan cepat tercapai. Keyakinan tersebut tumbuh atas dasar suatu objek bahwa Ia akan mampu menolong atau mengabulkan akan semua harapan yang dipanjatkannya. Ketika seperti itulah, seseorang tengah melakukan doa. 

Secara sederhana, Doa merupakan sebuah rangkaian harapan seseorang yang dipanjatkan kepada suatu objek tunggal yang mutlak yang mampu mengabulkan harapan yang baik dari diri seseorang. 

Doa, itu hanya dilakukan dalam beberapa saat, bahkan mungkin tidak dalam hitungan jam dalam per harinya. Sedangkan manusia harus menempuh satu hari dalam 24 jam. Secara umum, doa merupakan sebuah hubungan vertical antara manusia dengan Tuhan, dan ketika berdoa, hanya terjadi dalam beberapa saat saja. Barangkali dalam setiap doa itu, benar-benar jujur dan tulus dipanjatkan sehingga seseorang yakin bahwa apa yang diharapkannya dalam doa akan benar-benar terwujud di kemudian hari. Meskipun demikian, tidak jarang diantara sekian banyak pendoa yang tidak pernah kesampaian pada hal tersebut. Barangkali, mereka kurang bisa berdoa dengan baik atau dia memang tidak diizinkan menjadi seperti apa yang ada dalam doa dirinya. Mungkin berbeda orang, akan memiliki pandangan yang berbeda. 

Agar doa kita tercapai, kita harus benar-benar jujur dengan doa kita.  bayangkan dalam suatu hari adalah 24 jam. Kita berdoa hanya mungkin maksimal 1 jam. Sisa waktu dalam satu hari itu adalah 23 jam lagi, dan selama 23 jam tersebut kita harus tetap memegang doa kita. dengan demikian apapun yang diharapkan dalam doa, niscaya akan terwujud.

Prosesnya adalah bahwa, ketika seseorang mencapai pada tahap melakukan doa, ia telah menyadari sepenuhnya mengenai apa yang terbaik bagi dirinya dan menyadari hal yang tidak baik bagi dirinya untuk peningkatan kehidupannya. Semua harapan tersebut ia kemas, dan ia tujuan pada Tuhan yang diyakininya akan mampu mengabulkan semua harapan yang jujur itu. dengan keyakinan itu, kegundahan nya akan berkurang dan mampu berfikir lebih jernih untuk memecahkan permasalhan yang menganggunya dalam mencapai harapannya. Ketika kejernihan pikiran itu diperoleh oleh manusia, maka ia akan menemukan jalan dalam pemecahan masalah tersebut (dalam bahasa agama disebutkan sebagai sinar terang dan tuntunan dari Tuhan)

Ketika seseorang selesai berdoa, ia akan melakukan hal-hal yang mampu menuju pada harapannya, dengan keyakinan pula, maka ia dapat berfikir dan memecahkan permasalhan-permasalahan kecil yang menghambat. Demikian permasalhan-permasalhan kecil itu dipecahkan dalam jumlah yang banyak, maka permasalahan besarpun akan hilang. Dan dalam jangka waktu tertentu, sesuai dengan sebab akibat yang ada, maka permasalahan yang ia hadapi akan mencapai titik o, yaitu ketika sebab dan akibat lain yang mungkin tidak disadari oleh dirinya habis sehingga semua kerja atau usaha yang akan dilakukan tidak lagi berhadapan dengan masalah yang membuat hasil kerja itu tidak mencapai tujuan. Dari situ, semua kerja yang dilakukan seseorang untuk mencapai harapannya akan selalu memberi hasil dan tujuannya akan tercapai.
Ini berarti, doa satu jam direalisasikan dalam 24 jam, yaitu dalam sisa 23 jam itu kita tetap memegang doa kita. berhadapan baik dengan semua objek yang akan mempengaruhi tujuan kita. 

Ketika doa kita tercapai (terkabulkan), fenomena seperti apakah sebenarnya yang terjadi?

ketika berdoa, yang terpenting adalah adanya unsure yang mampu menumbuhkan keyakinan kita. keyakinan itu ibaratnya titik berkumpulnya semua kemampuan yang akan kita gunakan sebagai pencapai doa kita. dalam hal ini, setiap doa itu ditujukan kepada Tuhan, yang merupakan unsure tunggal yang mutlak yang secara kekuasaan Beliau akan mampu memenuhi doa yang disampaikan oleh seseorang. dengan berdoa pada Tuhan, yang maha pengasih, yang mampu mengabulkan semua permohonan, maka manusia memiliki keyakinan akan doanya. Dan seiring dengan itu, ia akan merasa tenang, ketika semua permasalahan hidupnya dapat terhembuskan keluar dan telah diadukannya pada suatu objek, (Tuhan). Dengan rasa tenang dan keyakinan itu, pikiran manusia akan lebih tenang dan jernih. kejernihan dalam pemikiran itulah kecerdasan. Kecerdasan yang sangat penting dalam mencipta sesuatu maupun memecahkan suatu permasalhan. Apabila semua permasalhan terpecahkan dengan kecerdasan dan suatu gagasan muncul, maka manusia tinggal melangkah pada keinginannya. Dengan berperilaku seperti itu, bisa kita simpulkan bahwa, doa yang sebenarnya adalah selalu ada dalam diri kita pada saat kapanpun, bukan hanya ketika kita berdoa. Manusia ketika berdoa, adalah untuk memperoleh keyakinan dan kekuatan mental, sedangkan doa ketika tidak sedang berdoa harus terjelma dalam sebuah tindakan.  Sehingga bisa disimpulkan bahwa, fenomena itulah yang sebenarnya terjadi, dengan kata lain, doa sangat strategis dalam mempengaruhi psikologis dan mental manusia. ketika manusia merasa tenang karena telah berserah (itu berarti semua permasalahan yang membebani pikiran manusia dalam kondisi nihil, sehingga bisa berfikir maksimal) dan memiliki keyakinan (merupakan kekuatan dalam pencapaian, sehingga tidak ada keragu-raguan yang menghalangi), maka saat itu, tujuan akan tercapai. 

Kemudian, benarkah, ketika doa kita tercapai, Tuhanlah yang mengabulkan semua itu??

Hal yang perlu kita sadari adalah bahwa, membahas masalah Tuhan secara lebih bermakna, bukanlah hal yang mudah. Barangkali kita bisa menjawab, ya memang benar itu adalah anugerah Tuhan. Benar, karena pada kenyataannya hal itu lah yang terjadi. tapi, sebelum membahas masalah keTuhanan, barangkali kita perlu mengelompokkan permasalhaan pada bagian yang lebih kecil untuk mencapai keseimbangan dalam pemahaman.
Pada kenyataannya, kehidupan bergantung pada system. Sebuah proses sebab akibat. Banyak pelaku, banyak objek. Banyak hal-hal sebab akibat yang terjadi pada masa lampau dan masa sekarang yang akan menimbulkan sebab akibat lainnya dimasa sekarang maupun akan berakibat juga di masa yang akan datang, yang tentunya akan bersinggungan dengan suatu sebab yang akan dibuat oleh seorang manusia sebagai salah satu pelaku diantara sekian banyak pelaku. 

Keterbatasan manusia adalah daya serap akan seluruh sebab akibat yang mungkin bersinggungan dengan kerja yang dilakukannya. Sehingga analisis manusia akan terbatas karena bahan baku analisis itu tidak dalam jumlah yang lengkap. Disamping itu, kemampuan analisis manusia juga terbatas, yaitu karena kemampuan berfikir yang berbeda-beda. Demikian juga, kemampuan berfikir sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental. 

Jadi, apabila seorang manusia dapat mengumpulkan data analisis yang diperlukan, yaitu seluruh sebab akibat yang akan mempengaruhi kerja yang dilakukan dan memiliki kecerdasan yang tinggi dalam menganalisi permasalahan, dan bisa mengutamakan keseimbangan, maka secara cepat semua permasalahan akan dapat dipecahkan. Baik keinginan, masalah, harapan itu semua merupakan sebuah permasalahan yang ingin dipecahkan oleh seseorang, mungkin dalam bentuk penyelesaian, pemecahan maupun pencapaian.
jadi, bisa disimpulkan bahwa suatu kejadian itu terjadi karena banyak factor. Bagaimana kita bisa mengendalikan suatu kejadian, itu tergantung bagaimana kita menganalisis dan member respon atau tindakan. Banyak hal yang terjadi di masa lalu, banyak hal yang terjadi di masa sekarang. 

Kemudian dimanakah Tuhan, yang telah mengabulkan semua permohonan seorang pendoa?

Tuhan merupakan keberadaan yang mutlak, juga ketiadaan yang mutlak. Di dalam system itulah beliau berada, sebagai objek yang mengabulkan doa, apabila system itu dijalankan dengan benar menuju pada tujuan doa, tapi tidak akan mengabulkan apabila system itu tidak dijalankan dengan benar untuk menuju pada tujuan doa.

3 komentar:

  1. Doa berbeda dengan sembahyang. doa dapat kita lakukan sepanjang hari. dalam doa hal pertama yang harus km lakukan adalah mengingatkan pikiranmu pada realitas, yaitu mengucapkan nama Tuhan dan kemuliaannya dalam pikiran. ini akan memastikan lidah tidak akan ketopik yang rendah dan pikiran tidak akan menyesatkanmu ke hal2 yang rendah. ingatlah perjalanan semua orang menuju kuburan. setiap hari membawamu lebih dekat ke saat2 terakhirmu. jadi jangan menunda tugas yang harus km lakukan untuk kebaikannu. menghargai, menghormati sesama manusia adalah langkah utama untuk menghormati Tuhan, karena manusia adalah Prathyaksha (yang terlihat) sedangkan Tuhan adalah Paroksha (tak terlihat)berusaha untuk melihat Tuhan dalam diri dan bersemayam di setiap mahluk.

    bagaimana perbedaan sembahyang dengan berdoa?? apakah bisa dibedakan????

    BalasHapus
  2. terima kasih atas comment nya. salam kenal buat mbak Rita.
    saya akan coba memaknai mengenai doa dan sembahyang, meskipun tidak saya coba cari terlebih dahulu mengenai arti yang baku menurut kamus besar bahasa indonesia. karena pada dasarnya setiap kata hanyalah sebuah perwakilan atas suatu makna, yang telah tentunya telah disepakati bersama.

    dalam sembahyang ada doa, dalam doa belum tentu sembahyang. doa bisa dilakukan dalam kondisi apapun, pada saat tubuh terlentang menjelang tidur, atau menjelang tidurpun bisa. sepanjang, ada harapan akan suatu hal dari lubuk hati. jika orang yang sedang berharap seperti itu dikatakan sembahyang, maka mungkin sembahyang akan terkesan kurang benar. karena sembahyang lebih tepat dilakukan di tempat tertentu, dengan tata cara tertentu, dan sikap tubuh tertentu yang sudah ditentukan.

    itu pendapat saya, bagaimana menurut mbak Rita. kata-kata hanyalah perwakilan atas sebuah makna, saya memaknai Tuhan sebagai Nirguna Brahman.

    BalasHapus
  3. 1. salam kenal juga,,,oya Tolong jangan panggil mba ya...!!!!
    2. Pendapat setiap orang tidak bisa kita salahkan.
    saya membandingkan beberapa ref yang ada. akan tetapi lebih jelas kembali pada veda itu sendiri dan kepercayaan kita sendiri. pemaknaan yang salah juga bisa berakibat kesalahan dalam pemahaman.

    saya salud dengan anak muda yang bisa dan brani menguraikan hal2 yang dianggap sepele oleh orang lain...!!! 2 jempol untuk anda, seneng baca ya???

    oya baca lebih banyak tentang jenis pemujaan Tuhan dalam agama Hindu,pasti akan sangat menarik... atau buku Hindu menjawab,,,!!! skm

    BalasHapus